
Di bawah langit yang sering mendung,
ada hati kecil merintih tanpa perlindungan,
Zara, namamu disebut dengan sendu,
bagai doa yang terbang mencari keadilan.
Para penguasa, bukankah engkau nahkoda bangsa,
janji pada marhaen adalah amanah suci?
Mengapa yang lemah dibiarkan terluka,
sedang tangan berkuasa memilih menghijab diri?
Kuasa itu bukan untuk berpaling muka,
bukan untuk bersekongkol dalam gelap,
tetapi untuk melindungi yang teraniaya,
agar luka tidak bertambah parah.
Zara, engkau bukan sekadar satu nama,
engkau cermin bagi jiwa-jiwa yang terluka,
jika engkau dibiarkan tenggelam tanpa suara,
maka runtuhlah makna sebuah keadilan.
Biarlah puisi ini jadi nyala yang lembut,
menyuluh jalan agar hati tidak beku,
kerana setiap tangisan yang jatuh ke bumi,
pasti akan disambut oleh langit yang mengerti.
Allah sebaik-baik penolong dan Hakim Yang Maha Adil.
Ummu Abbas
Kota Darul Naim






Tinggalkan komen